Berita Harian Paling Aneh Di Dunia
Berita harian yang akan update setiap
hari ini bisa berbentuk koran atau surat kabar yang hingga kini masih
dibaca orang selain secara online. Berita-berita harian ini pada versi
cetak menggunakan bahan kertas yang bermutu rendah dari bahan olahan
kertas bekas. Yang akan kita bahas disini adalah berita harian atau koran yang paling aneh di dunia. Seperti apa keanehan berita ini?
Koran Yang Memakai Tulis Tangan
Koran tulis tangan - Ketika banyak surat kabar gulung tikar diterjang
media online, surat kabar The Musalman bertahan dengan caranya sendiri.
Koran sore yang terbit di Chennai, Tamil Nadu, India, itu ditulis
tangan. Terbit empat halaman setiap hari, koran berbahasa Urdu tersebut
bertiras 21.000, yang semuanya pelanggan. Dibutuhkan waktu tiga jam bagi
tiga katib (reporter dan kaligrafer) untuk menulis berita di setiap
halaman, sebelum diproses hingga menjadi koran yang siap dikirim ke
pelanggan.
Jika ada breaking news, seluruh halaman itu harus ditulis ulang. Namun, kini mereka sudah menyediakan sebuah kolom kecil di halaman muka untuk berjaga-jaga apabila ada berita baru. Lain lagi yang terjadi apabila ada kesalahan tulis. Satu halaman tersebut harus diganti dan ditulis ulang. Dengan ditulis tangan, surat kabar ini sekaligus melestarikan tradisi kaligrafi rakyat India. Bagi Pemimpin Redaksi The Musalman Syed Arifullah, mempertahankan tradisi adalah urusan hidup atau mati.
"Kami mempertahankan tradisi ini selama 84 tahun dan setelah tahun ketiga tahun pertama memimpin koran ini, saya memutuskan untuk mendedikasikan hidup saya untuk Musalman," kata Arifullah yang memimpin surat kabar itu sejak ayahnya meninggal.
"The Musalman adalah tentang kaligrafi, dan setiap orang tertarik pada kaligrafi. Jika Anda menyalakan komputer, ada perbedaan antara kami dan koran lain. Kaligrafi adalah jantung Musalman. Jika Anda mengeluarkan jantung itu, tidak ada lagi yang tersisa," ujar Arifullah.
Surat kabar itu diterbitkan pertama kali pada 1927 oleh kakek Arifullah, Syed Azmatullah, yang kemudian mewariskannya kepada Syed Faizullah. Ayah Arifullah itu meninggal pada usia 76 tahun akibat infeksi paru-paru. Sahabat anehdidunia.com sejak itu Arifullah menjadi penanggung jawab surat kabar ini. Bagi para karyawannya, The Musalman menjadi simbol seni yang hampir punah. Dengan bekerja di koran tersebut, mereka tidak hanya melestarikan tradisi kuno, tetapi juga bahasa Urdu.
Karyawan Musalman tergolong setia. Salah satu reporternya, Rehman Hussain, kini berusia 50 tahun dan sudah bekerja di situ selama lebih dari 30 tahun. "Karena bisa berbahasa Urdu, kami dihormati. Dan saya akan bekerja bersama Musalman sampai napas penghabisan," kata Hussain. Kantor The Musalman sangat sederhana, bahkan cukup tidak nyaman untuk bekerja. Kantor itu suram karena penerangan yang buruk. Suasananya juga bising karena mesin cetak berada di kantor yang sama.
Belum lagi gaji mereka yang sangat kecil. Koran itu hampir tidak menghasilkan laba karena biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, bagi para kaligrafer Musalman, bekerja di situ merupakan dedikasi.
Jika ada breaking news, seluruh halaman itu harus ditulis ulang. Namun, kini mereka sudah menyediakan sebuah kolom kecil di halaman muka untuk berjaga-jaga apabila ada berita baru. Lain lagi yang terjadi apabila ada kesalahan tulis. Satu halaman tersebut harus diganti dan ditulis ulang. Dengan ditulis tangan, surat kabar ini sekaligus melestarikan tradisi kaligrafi rakyat India. Bagi Pemimpin Redaksi The Musalman Syed Arifullah, mempertahankan tradisi adalah urusan hidup atau mati.
"Kami mempertahankan tradisi ini selama 84 tahun dan setelah tahun ketiga tahun pertama memimpin koran ini, saya memutuskan untuk mendedikasikan hidup saya untuk Musalman," kata Arifullah yang memimpin surat kabar itu sejak ayahnya meninggal.
"The Musalman adalah tentang kaligrafi, dan setiap orang tertarik pada kaligrafi. Jika Anda menyalakan komputer, ada perbedaan antara kami dan koran lain. Kaligrafi adalah jantung Musalman. Jika Anda mengeluarkan jantung itu, tidak ada lagi yang tersisa," ujar Arifullah.
Surat kabar itu diterbitkan pertama kali pada 1927 oleh kakek Arifullah, Syed Azmatullah, yang kemudian mewariskannya kepada Syed Faizullah. Ayah Arifullah itu meninggal pada usia 76 tahun akibat infeksi paru-paru. Sahabat anehdidunia.com sejak itu Arifullah menjadi penanggung jawab surat kabar ini. Bagi para karyawannya, The Musalman menjadi simbol seni yang hampir punah. Dengan bekerja di koran tersebut, mereka tidak hanya melestarikan tradisi kuno, tetapi juga bahasa Urdu.
Karyawan Musalman tergolong setia. Salah satu reporternya, Rehman Hussain, kini berusia 50 tahun dan sudah bekerja di situ selama lebih dari 30 tahun. "Karena bisa berbahasa Urdu, kami dihormati. Dan saya akan bekerja bersama Musalman sampai napas penghabisan," kata Hussain. Kantor The Musalman sangat sederhana, bahkan cukup tidak nyaman untuk bekerja. Kantor itu suram karena penerangan yang buruk. Suasananya juga bising karena mesin cetak berada di kantor yang sama.
Belum lagi gaji mereka yang sangat kecil. Koran itu hampir tidak menghasilkan laba karena biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, bagi para kaligrafer Musalman, bekerja di situ merupakan dedikasi.
Berita Harian Yang Bisa Dimakan
berita harian dimakan - Mungkin terinspirasi Willy Wonka, tokoh dalam
film Chocolate Factory, yang membuat segala sesuatu di sekitar kita bisa
dimakan, mereka menciptakan bentuk koran Metro yang bisa dimakan.
Seperti dilansir situs Metro.co.uk, kerja sama itu menghasilkan koran
yang bisa dimakan. Jadi begitu selesai dibaca, koran tak perlu dibuang,
tetapi langsung dimakan saja.
Heston Blumenthal, si ilmuwan kuliner, punya peran besar dalam mewujudkan ide unik ini. “Koran yang bisa dimakan ini sedikit banyak merupakan obsesi saya,” katanya. Soal rasa bagaimana? Para relawan sudah mencabik-cabik koran itu dengan gigi mereka dan menelannya. Mereka pun menganggukkan kepala dan menilai koran itu lezat.
Tentu saja produksi koran itu tidak hanya membutuhkan editing yang ketat, tetapi pengolahan adonan yang cermat pula. Sahabat anehdidunia.com adonan itu sendiri terdiri atas tepung maizena, minyak sayur, permen arab, air dan asam sitrat yang dimasak hingga menjadi pasta liat dan dibentuk menjadi lembaran. Pasta itu kemudian ditaburkan ke lembaran tipis itu melalui kasa sutra yang diatur sedemikian rupa menjadi headline, foto dan artikel.
Proses pembuatan dan pencetakan koran lezat ini membutuhkan beberapa jam. Untuk mengeringkannya butuh waktu sedikit lama. Untuk polesan terakhir, koran itu diberi aroma vanila yang baunya lembut. Charles Bouquet, dari Edible Paper Company, mengatakan proyek itu akan mendorong kebiasaan daur ulang dalam masyarakat. “Kami berharap ini memberikan tambahan aroma pada berita dan menyajikan menu isu-isu terkini yang lebih berwarna.”
Heston Blumenthal, si ilmuwan kuliner, punya peran besar dalam mewujudkan ide unik ini. “Koran yang bisa dimakan ini sedikit banyak merupakan obsesi saya,” katanya. Soal rasa bagaimana? Para relawan sudah mencabik-cabik koran itu dengan gigi mereka dan menelannya. Mereka pun menganggukkan kepala dan menilai koran itu lezat.
Tentu saja produksi koran itu tidak hanya membutuhkan editing yang ketat, tetapi pengolahan adonan yang cermat pula. Sahabat anehdidunia.com adonan itu sendiri terdiri atas tepung maizena, minyak sayur, permen arab, air dan asam sitrat yang dimasak hingga menjadi pasta liat dan dibentuk menjadi lembaran. Pasta itu kemudian ditaburkan ke lembaran tipis itu melalui kasa sutra yang diatur sedemikian rupa menjadi headline, foto dan artikel.
Proses pembuatan dan pencetakan koran lezat ini membutuhkan beberapa jam. Untuk mengeringkannya butuh waktu sedikit lama. Untuk polesan terakhir, koran itu diberi aroma vanila yang baunya lembut. Charles Bouquet, dari Edible Paper Company, mengatakan proyek itu akan mendorong kebiasaan daur ulang dalam masyarakat. “Kami berharap ini memberikan tambahan aroma pada berita dan menyajikan menu isu-isu terkini yang lebih berwarna.”
Surat Kabar Dengan Judul Nyeleneh
Judul aneh surat kabar - Lampu Merah adalah koran/surat kabar yang
terbit tiap hari (kecuali hari libur nasional) berisi berbagai berita
tentang tindak kriminal terutama di Jakarta, khususnya di sektar Lampu
Merah. Pemilihan judul "Lampu Merah" dikarenakan banyaknya tindak
kriminal di sekitar lampu merah . Penulisan headline yang nyeleneh
misalnya : PEMBANTU TETANGGA DI HO'OH AMA TUKANG OJEK dengan font Arial
ukuran 74 warna merah merupakan daya tarik tersendiri dari surat kabar
ini. Omzet penjualan "Lampu Merah" naik terus, apalagi jika ada kasus
heboh terjadi. Dengan kualitas kertas yang apa adanya bahkan untuk
bungkus gorengan juga tidak layak, biaya produksi dapat ditekan dengan
rendahnya. Harga jual pun dapat ditekan rendah.
Berita harian yang paling aneh ini kami harapkan dapat menambah wawasan sahabat anehdidunia.com setidaknya dapat menghibur melepas kepenatan dan selalu update tentang hal yang aneh aneh dan menarik untuk dibaca.
Berita harian yang paling aneh ini kami harapkan dapat menambah wawasan sahabat anehdidunia.com setidaknya dapat menghibur melepas kepenatan dan selalu update tentang hal yang aneh aneh dan menarik untuk dibaca.
Baca juga Nama Dan Wajah Asli Pemeran Mahabharata
No comments:
Post a Comment