Berpihak pada rakyat dan menyejahterakan rakyatnya adalah figur Pemimpin Negara
yang diidamidamkan. Pemimpin seperti diatas pernah ada di dunia ini
yang di elu elukan oleh rakyatnya dimana bagi mereka, menjadi pemimpin
bukan sebagai jalan menumpuk harta. Tak banyak memang pemimpin yang bisa
seperti itu.Berikut pemimpin dunia yang sederhana yang dikagumi
dicintai dan dikenang oleh rakyatnya.
Perdana Menteri Inggris David Cameron
Di tanah Eropa yang diselimuti kemewahan Perdana Menteri Inggris David
Cameron (foto, kanan) adalah satu dari beberapa pemimpin di daratan itu
yang mengeluarkan kebijakan yang tidak biasa bagi para pembantunya, para
pejabat di Inggris. Perdana menteri yang pernah dihebohkan oleh aksi
selfienya bersama Presiden Obama dan Perdana Menteri Helle
Thorning-Schmidt ini memerintahkan para menteri untuk naik kereta umum
atau yang biasa di sebut the Tube demi memotong pengeluaran belanja
pemerintah yang membengkak.
Dampak dari kebijakan itu Cameron menjadi populer di mata rakyat
Inggris. Para menteri yang selama ini mendapat mobil dinas lengkap
dengan supirnya pun tidak keberatan naik kereta umum dan
‘berdesak-desakan’ dengan masyarakat .Pemandangan tak biasa pun terjadi,
rakyat Inggris yang awalnya tak pernah bertemu dengan pemimpinnya dan
para pembantunya pun menjadi heboh karena berada dalam satu gerbong
dengan perdana menterinya.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda
Bagi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ajaran kesederhanaan, pentingnya
kerja, rendah hati dan bersedia memberi bantuan yang ditanamkan orang
tuanya adalah sesuatu yang harus ia junjung tinggi. Tak heran politisi
yang sebelumnya bekerja untuk Unilever ini kerap datang ke kantornya
menggunakan sepeda.
Rutte yang lihai bermain piano bukan sosok pemimpin yang sulit untuk
ditemui, dari rakyat hingga wartawan semua mengatakan berjumpa dengannya
adalah sebuah kemudahan yang tak pernah ditemui sebelumnya.
Ia dilahirkan tepat saat Hari Valentine di tahun 1967 di Den Haag.
Dibesarkan dalam lingkungan kelas menengah tak membuatnya jatuh hati
dengan kemewahan. Rutte dikenal sebagai seseorang yang berbudi baik,
berani mengakui kesalahan dan meminta maaf untuk itu. Kala bertemu
dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu, Rutte dengan tegas mengatakan agar
Pemerintah Israel menghentikan usahanya untuk mendirikan pemukiman
Israel di Tepi Barat.
Pada kasus yang melibatkan Indonesia pada masa perjuangan revolusi di
Rawa Gede, Rutte meminta maaf langsung dan bersedia memberikan
kompensasi atas terbunuhnya 430 rakyat Indonesia yang dibantai oleh
tentara Belanda pada tahun 1947.
Jose Mujica, Presiden Uruguay
Jose Mujica dicatat dalam sejarah dunia sebagai presiden termiskin di
dunia. Namun mantan gerilyawan yang tinggal di rumah sederhana di ladang
yang ia miliki ini begitu dicintai oleh rakyatnya. Menerima gaji
sebesar $12.500 (sekitar Rp 119 juta) per bulan, dia hanya mengambil
$1.250 (Rp 11 juta), sementara sisanya disumbangkan untuk rakyat miskin.
Menurut laporan harta kekayaan tahunan pejabat negara Uruguay, pada
tahun 2010 kekayaan Presiden Mujica hanya $1.800, nilai dari sebuah
mobil Volkswagen Beetle tahun 1987 miliknya. Tahun ini dia menambahkan
aset istrinya berupa lahan, traktor dan sebuah rumah sehingga nilainya
bertambah menjadi $215.000.
Kontroversi Jose Mujica tidak hanya pada pilihannya menjadi miskin.
Kebijakannya menjadikan Uruguay sebagai negara pertama yang melegalkan
produksi dan penggunaan ganja. Keputusan yang diambil dalam voting ini
beralasan bahwa ini cara yang efektif untuk menekan angka kriminalitas
dan memutus rantai pemasukan bandar ilegal.
Mujica yang terpilih menjadi Presiden
tahun 2009, menghabiskan tahun 1960-an dan 1970-an sebagai bagian dari
kelompok gerilyawan Tupamaros, kelompok bersenjata sayap kiri yang
terinspirasi revolusi Kuba. Dia tertembak enam kali dan menghabiskan
waktu selama 14 tahun di penjara. Dia melalui masa penahanan dan isolasi
sebelum dibebaskan tahun 1985 ketika Uruguay kembali ke demokrasi.
Hugo Chaves, Presiden Venezuela
Tak akan pernah dilupakan ketika sebuah aksi yang luar biasa tiba-tiba
menyeruak dari balik podium Sidang Tahunan Majelis Umum PBB di New York,
20 September 2006. Ketika itu Presiden Chavez merapatkan tangannya dan
berdoa setelah ia berucap, ‘Setan itu kemarin berada di sini dan bau
belerang masih terasa di podium tempat saya berdiri’.
Sebuah ucapan dengan nada rendah keluar dari mulutnya untuk mengomentari
Presiden George W. Bush yang sehari sebelumnya berpidato di podium yang
sama di Markas Besar PBB, New York. Dunia terhenyak, para peserta
sidang pun tercengang namun tidak berarti ia harus tenggelam
popularitasnya. Cinta dan kekaguman justru datang dalam pujian kepada
presiden bertubuh gempal ini.
Venezuela mengenal Chavez dengan panggilan ‘El Comandante’. Sejak
pertama menjabat sebagai presiden pada tahun 1999 ia telah menerapkan
paham politik Bolivarianisme dan ‘sosialisme abad ke-21′, di mana
dirinya fokus dalam penerapan reformasi sosialis di negaranya.
Sepanjang masa kepemimpinannya, ia telah menerapkan konstitusi baru,
mendirikan dewan demokrasi partisipasi, menasionalisasi sejumlah
industri penting, meningkatkan anggaran kesehatan dan pendidikan, dan
mengurangi tingkat kemiskinan secara besar-besaran.
Kebijakan yang pro terhadap rakyat ini kemudian berkelanjutan. Ketika ia
terpilih kembali menjadi Presiden Venezuela pada tahun 2006 ia
memperkenalkan sistem Misi Bolivarian, Dewan Komunal, koperasi pekerja,
dan program reformasi tanah, sambil menasionalisasi sejumlah industri
penting di Venezuela.
Dengan kebijakan-kebijakan itu ia menjadi dikenang sebagai bapak rakyat
miskin Venezuela. Sosoknya hidup di hati rakyatnya. Sahabat
anehdidunia.com ia begitu dicinta
hingga di setiap rumah dan tembok-tembok jalan wajah Chavez selalu
terpampang. Ketika ia mangkat akibat kanker yang menggerogoti tubuhnya
pada 5 Maret 2013, Venezuela diselimuti duka. Jalan-jalan dipenuhi
rakyat yang menangis. Kepergiannya mengguncang negeri itu dan selimut
duka seakan tak akan pernah tersingkap, kini ia selalu hidup di dalam
jiwa rakyat miskin Venezuela.
Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran
Mahmoud Ahmadinejad bagi sejumlah pemimpin Barat, khususnya Amerika
Serikat, ibarat momok yang menakutkan. Namun di balik penilaian Barat
kepada dirinya, Ahmadinejad adalah sosok sederhana yang hatinya telah ia
berikan kepada rakyat dan agamanya.
Sebelum menjabat sebagai Presiden Iran, Ahmadinejad memegang jabatan
wali kota di Teheran pada tahun 2003-2005. Selama menjabat wali kota, ia
tidak pernah tinggal di rumah dinasnya yang mewah dan, bersama istrinya
dan anaknya, memilih tinggal di sebuah gang buntu di ibukota Iran
berdampingan dengan penduduk miskin kota itu.
Banyak orang melihat kala Ahmadinejad sang walikota berjalan dengan
sepatu yang bolong. Ia pun kerap mengendarai sedan Peugeot yang
ketinggalan zaman dan turun untuk menyapu kota Teheran yang memiliki
kepadatan penduduk melebihi Jakarta.
Pada 24 Juni 2005 ia terpilih menjadi Presiden Iran setelah mengalahkan
banyak tokoh yang tampil dengan jubah-jubah agamis. Gayanya yang
merakyat dan aura kesederhanaan membawa pecinta sepak bola ini dipilih
dan mengantongi 61% suara.
Di hari pertama ia menginjakkan kaki di Istana, Ahmadinejad
menyumbangkan seluruh karpet di Istana Iran yang sangat mahal kepada
masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet yang lebih
murah dan mudah dibersihkan. Sahabat anehdidunia.com pemberani yang
selalu diolok-olok oleh Barat ini juga diketahui hanya mengambil
seperempat gajinya. Disetiap rapat bersama para menterinya ia selalu
berpesan untuk menjalani hidup penuh kesederhanaan.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silval
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang memimpin pada periode
2003 hingga 2011 ini memiliki perjalanan hidup yang luar biasa. Sempat
menjadi tukang semir sepatu, penjual kacang dan pekerjaan serabutan
lainnya, ia harus menerima jarinya terpotong oleh mesin pemotong besi
ketika ia bekerja di sebuah pabrik onderdil mobil di Sao Paulo.
Berangkat dari kisah hidupnya yang sulit hingga mengantarkan dirinya
sebagai pemimpin serikat buruh, Lula da Silva membuktikan dirinya mampu
memimpin Brasil hingga menjadi negara berkembang yang disegani dalam
perekonomiannya.
Sejumlah kebijakan ekonomi dan program sosial berhasil mengangkat 198
juta penduduk Brasil dari jurang kemiskinan. Karena itu, tidak heran
jika Lula meski telah memimpin dua kali periode ia tetap dicintai oleh
rakyatnya karena berhasil mengubah wajah negara itu dari negara miskin
menjadi lebih sejahtera.
Kebijakan politik luar negeri yang luar biasa juga dibuat oleh Lula.
Pada masa kepemimpinannya ia telah mengunjungi 75 negara dan membuka
puluhan kedutaan besar baru. Empat belas kedutaan besar baru di buka di
Afrika, sebagai bagian dari agenda kerja sama selatan-selatan antara
Amerika Selatan dan Afrika.
Presiden Paraguay Fernando Lugo
Dalam sejarahnya Presiden Paraguay Fernando Lugo yang telah turun dari
tampuk kekuasaanya pada 2012 ini adalah satu-satunya pemimpin negara
yang tak mau menerima gajinya yang sebesar Rp 37 juta per bulan, jauh
lebih kecil dari gaji yang diterima oleh banyak presiden di dunia juga
Indonesia.
Selama menjabat sebagai presiden ia menganggap apa yang ia jalani
semata-mata karena nilai sosial yang ia anut, padahal dalam pemilihan
umum yang berlangsung pada April 2008 Lugo mendulang banyak suara,
kebanyakan suara datang dari orang miskin di Paraguay yang pernah ia
layani selama ia menjadi uskup Katolik di kawasan perbatasan yang
menjadi kantong kemiskinan negeri itu.
Lugo adalah uskup yang menjadi presiden di dunia untuk pertama kalinya
dalam sejarah Katolik. Ia menjalankan roda pemerintahnya demi tujuan
kesejahteraan kaum papa di Paraguay. Dalam kepemimpinanya, Lugo pernah
mengatakan ia terinspirasi oleh Pancasila dan Presiden Soekarno.
Pada 22 Juni 2012 ia dimakzulkan oleh Parlemen Paraguay setelah upaya
penanganan masalah perebutan lahan yang menewaskan 17 orang. Bagi banyak
warga miskin di Paraguay Lugo tetaplah Presiden, cinta dan kasihnya
tinggal dihati rakyatnya.
Presiden Bolivia Evo Morales
Presiden Bolivia Evo Morales terkenal sebagai salah satu orator ulung
yang mampu menghipnotis ribuan massa yang mendengarkan pidatonya. Dalam
setiap kesempatan sebelum ia menjabat sebagai presiden ia menunjukkan
sikap anti-Amerika. Hal itu mengantarkannya menjadi politikus yang
namanya mulai dikenal hingga akhirnya pada 21 Desember 2005 komisi
pemilu mengumumkan bahwa sahabat Hugo Chavez ini dipastikan menjadi
pemenang pemilu.
Ia mendapatkan 54,3 persen suara dengan 93 persen suara yang telah
dihitung, menurut hasil resmi. Kemenangannya memperlihatkan dukungan
rakyat lebih besar dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya
sejak demokrasi dipulihkan di negara itu dua dekade lalu. Setelah
terpilih, dia menyatakan akan memotong setengah gajinya untuk
kepentingan perluasan lapangan kerja dan itu ia lakukan.
Morales juga terkenal sebagai penggemar sepak bola dan baru-baru ini ia
mendatangani kontrak untuk bermain secara profesional bersama klub
lokal, Sport Boys, mulai musim depan. Ia akan bermain selama maksimal 20
menit dalam setiap pertandingan jika jadwalnya tidak bentrok dengan
tugas-tugasnya sebagai presiden. Ia mendapat gaji minimum pesepak bola
pro di Bolivia, yakni sekitar Rp 2,4 Juta per bulan.
Raffael Correa, Presiden Ekuador
Berkuliah di Amerika Serikat tak membuat Raffael Correa menelan semua
pendidikan yang ia terima di negeri Paman Sam itu. ia mencernanya
kemudian ia mencari kelemahannya dan menolak menyembah kepada
kapitalisme yang ditawarkan Amerika Serikat. Menjadi Presiden Ekuador
sejak 2007, Correa memberikan keteladanan dengan kesederhanaan dan
membangun bangsa dengan caranya.
Correa menyediakan akses mudah bagi seluruh warga negara Ekuador
terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, yang didapat melalui
penambahan jumlah dana belanja negara. Ia tidak membagi kedua arena
vital tersebut pada pihak swasta. Begitupula halnya dengan pemanfaatan
sumber daya alam.
Correa meminta penyusunan ulang kontrak karya perusahaan asing yang
mengelola dan menguasai sumber daya alam Ekuador, di mana pemerintah
(sebagai wakil dari seluruh bangsa Ekuador) tetap pemegang saham
terbesar.
Correa sendiri terbilang pemimpin sederhana. Tanggal 6 April lalu,
ketika APBN Ekuador diancam defisit, Correa mengeluarkan dekrit untuk
membekukan pembayaran gaji pejabat tinggi selama dua tahun. Itu termasuk
gaji presiden, wakil presiden, menteri, dan pejabat tinggi lainnya. Ia
juga memotong gajinya dari sekitar $8.000 menjadi $4.000. Dengan
pemotongan gaji itu, Correa menyelamatkan APBN tanpa memangkas subsidi
sosial rakyatnya.
Siapakah Pemimpin negara Indonesia yang akan dicintai rakyatnya? selama
ini memang mungkin sudah ada yang dicintai sebagian namun belum dicintai
oleh sepenuh rakyatnya. Semoga akan cepat muncul Presiden yang dicintai
oleh rakyatnya di Indonesia.
Baca juga Aksi Ala Robin Hood Di Dunia Nyata
No comments:
Post a Comment